November 24, 2024

Menaker Dipuji Dosen dan Mahasiswa STFK Ledalero

0

[JAKARTA] Dosen dan mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero, Flores menyambut gembira kehadiran Menteri Kenagakerjaan, Hanif Dhakiri ke Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (9/10). Bahkan Hanif dipuji dosen dan mahasiswa dari kampus yang selalu mencetak pastor dan awan terbaik di Indonesia itu.

Menaker, Hanif Dhakiri (baju putih tengah) bernyanyi bersama mahasiswa STFK Ledalero, di Maumereka, Selasa  (9/10).

Ketua STFK Ledalero, Pastor Otto Gusti SVD, dalam akun facebook-nya, Selasa (9/10), menulis, “Menteri Hanif Dhakiri dari PKB bernyanyi bersama mahasiswa STFK LEDALERO dalam acara doa untuk Palu dan Donggala. Saya sangat terkejut menyaksikan seorang pejabat publik yang egalitarian dan dekat dengan warga. Pelajaran bagi para politisi lokal utk tidak berlindung di balik ‘jarak artificial’ dan feodalisme kosong”.

Atas akun Otto Gusti ini banyak warganet memberi tanggapan yang intinya Hanif memang orangnya tidak menjaga jarak dengan masyarakat walaupun ia seorang Menteri atau pejabat.

Hanif Dhakiri memang salah satu menterinya Joko Widodo yang selalu berpenampilan bersahaja dan kelihatan rendah hati. Bahkan ia pernah mengendarai sepeda motor sendiri ke kantornya.

Seperti ke Maumere, Selasa (9/10). Hanif memilih untuk mengemudikan sendiri mobilnya menuju lokasi acara. Apa alasannya? “Senang aja. Biar nggak lupa caranya nyopir sambil menikmati pemandangan alam yang luar biasa” kelakar Hanif.

Hanif mengendarai mobil sendiri mulai dari Bandara Frans Seda Maumere menuju Rumah Jabatan Wakil Bupati Sikka. Dalam mobil tersebut, Menaker juga ditemani Wakil Bupati Sikka, Romanus Woga.

Usai rehat sejenak, Hanif kembali mengemudikan mobil berplat RI 31 tersebut dari Rumah Jabatan Wakil Bupati Sikka menuju lokasi acara di Desa Done, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka.

Desa Done merupakan salah satu desa yang masuk dalam program Desa Migran Produktif (Desmigratif) Kemnaker. Mayoritas warga Desa Done sendiri bekerja sebagai pekerja migran.

Sesampainya di Desa Done, Hanif langsung berdialog dengan warga setempat. Hanif mengatakan, menjadi pekerja migran adalah pekerjaan mulia. Selain itu, tak sedikit masyarakat Indonesia yang merupakan anak pekerja migran berhasil mengharumkan nama bangsa. “Selama kita punya keyakinan, selama kita semangat, selama kita bekerja keras, kita ulet, kita tidak menyerah pada keadaan, maka hidup akan berubah,” ujarnya.

Menurutnya, pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo memiliki perhatian besar terhadap isu pekerja migran di NTT. Hal ini dikarenakan NTT masuk pada zona darurat human trafficking. Untuk itu, ia berpesan kepada pemerintah daerah untuk lebih fokus pada isu peningkatan kompetensi SDM NTT dan perlindungan pekerja migran.

Bagi Hanif, peningkatan kompetensi sangat penting agar masyarakat NTT dapat masuk ke dunia kerja ataupun berwirausaha. “Kalaupun misalnya harus bekerja ke luar negeri, bekerja ke luar negeri secara legal, dengan baik, sehingga terhindar dari berbagai resiko,” paparnya.

Program Desmigratif bertujuan untuk meningkatkan perlindungan bagi pekerja migran sejak dari desa. Program ini sengaja dihadirkan di desa-desa yang kebanyakan warganya bekerja sebagai pekerja migran atau lazim disebut desa kantong TKI.

Program Desmigratif berisi 4 pilar utama, yaitu pusat layanan migrasi, kegiatan usaha produktif, community parenting, dan pembentukan koperasi desmigratif. Sejak dicanangkan pada tahun 2016, ada 252 desa telah diresmikan sebagai Desmigratif. [DR]

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *