Setara Institute: Rizieq Shihab Berhalusinasi
Jakarta – Tuduhan Rizieq Shihab (RS) atas rekayasa kasus pengibaran bendera hitam di Arab Saudi oleh pemerintah Indonesia, tidaklah berdasar dan hanya menunjukkan upaya dirinya menjadi tokoh yang ingin diperhitungkan dalam konstalasi politik Indonesia.
Ketua Setara Institute, Hendardi, di Jakarta, Minggu (10/11), mengatakan, cara ini juga merupakan upaya melanggengkan pengaruh pada para pengikutnya, sehingga tetap berada dalam satu barisan dan imamah terhadap RS, yang ujungnya adalah untuk kepentingan politik praktis dalam Pilpres 2019.
Perlu diketahui, kata Hendardi, semua otoritas negara Arab Saudi sebagai negara yang berdaulat tentu tidak mungkin ada campur tangan dari negara lain. Jadi masalah adanya bendera hitam di kediaman RS di Arab Saudi tidak perlu ditanggapi berlebihan oleh pemerintah dan unsur aparat keamanan.
Dugaan, kecurigaan serta tudingan pengikut RS sebagai perbuatan dari unsur aparat Negara RI seperti BIN disamping tidak logis juga hanya fantasi, ilusi dan dugaan kuat merupakan bentuk politisasi sebagai seolah-olah korban.
Menurut Hendardi, adalah benar setiap warga negara Indonesia di luar negeri harus dilindungi pemerintah RI tidak terkecuali RS. Namun mesti terus diingat bahwa status RS adalah pelarian/buron dari beberapa kasus yg melilitnya di Indonesia termasuk chatting porno yang diduga melibatkan dirinya.
RS memilih menghindar menghadapi hukum di Tanah Air, namun tetap mencoba bermain politik di negara orang yang konsekwensinya juga kerap mesti berhadapan dengan hukum di negara tersebut.
Menurut Hendardi, ppaya dan bantuan yang telah dilakukan oleh Perwakilan Pemerintah RI di Arab Saudi sudah jauh lebih dari cukup kepada RS sebagai WNI yang ada di luar negeri yang justru menghindar dari proses hukum di Indonesia. [DR]
Thank you for posting this awesome article. I’m a long time reader but
I’ve never been compelled to leave a comment. I subscribed to your blog and shared this on my Twitter.
Thanks again for a great article!
Tks sir