November 24, 2024

Kemperin Incar Pabrik Pintar Jadi Rujukan Implementasi Industri 4.0

0

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bersama Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menghadiri Laporan Akhir Fase 1 Studi Komperehensif Electric Vehicle yang melibatkan UI, UGM, ITB, UNS, ITS, dan Udayana di Kementerian Perindustrian, Jakarta, 6 November 2018.

[JAKARTA] Kementerian Perindustrian (Kemperin) sedang melakukan pemilihan terhadap perusahaan-perusahaan yang juara di sektornya terutama dalam kesiapan menerapkan teknologi Industri 4.0. Hal ini merupakan salah satu tahap implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bersama Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menghadiri Laporan Akhir Fase 1 Studi Komperehensif Electric Vehicle yang melibatkan UI, UGM, ITB, UNS, ITS, dan Udayana di Kementerian Perindustrian, Jakarta, 6 November 2018.

Upaya strategis tersebut untuk menjadi percontohan sehingga dapat mengajak manufaktur lain melihat manfaat positif dari penerapan industri 4.0,” kata Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, ketika melakukan kunjungan kerja di PT Schneider Electric Manufacturing Batam (PT SEMB), Jumat (16/11).

Airlangga menjelaskan, Industri 4.0 dinilai memberikan peluang untuk merevitalisasi sektor manufaktur agar lebih efisien dan menghasilkan produk berkualitas. “Oleh karena itu, pemerintah selaku pembuat kebijakan akan terus memfasilitasi kebutuhan riil sektor industri prioritas dalam mengadopsi teknologi industri 4.0 secara optimal,” tegasnya.

Berdasarkan Making Indonesia 4.0, ada lima sektor manufaktur yang akan dijadikan pionir, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektonika.

“Kelompok manufaktur ini mampu memberikan kontribusi sebesar 65% terhadap total ekspor, kemudian menyumbang 60% untuk PDB, dan 60% tenaga kerja industri ada di lima sektor tersebut,” ungkapnya.

Di sektor industri elektronika, PT SEMB ditunjuk oleh Kemenperin sebagai lighthouse implementasi Industri 4.0 di Indonesia karena memiliki banyak pengalaman dan kompetensi dalam mendirikan fasilitas smart factory serta journey transformasi digital.

“Sebuah lighthouse atau champion akan menjadi role model sekaligus juga mitra dialog pemerintah dalam implementasi industri 4.0 di Indonesia,” imbuhnya.

Untuk itu, Kemperin bersama PT SEMB menandatangani Nota Kesepahaman tentang pengembangan dan penerapan teknologi Industri 4.0 dalam rangka implementasi Making Indonesia 4.0. Tujuannya untuk mengembangkan, meningkatkan keterampilan dan optimalisasi penggunaan teknologi industri 4.0 oleh pelaku industri di Indonesia.

Penandatanganan Nota Kesepahaman itu dilakukan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemperin, Ngakan Timur Antara serta Vice President PT SEMB Gabriel De Tissot, dengan disaksikan langsung Menperin dan Senior Vice President Global Supply Chain Schneider Electric untuk Asia Timur dan Jepang, Jim Tobojka.

Menurut Airlangga, kolaborasi dengan berbagai mitra yang berkompeten di bidang transformasi digital seperti PT SEMB merupakan bagian dari penguatan kebijakan Kemenperin dalam upaya mempercepat implementasi industri 4.0 di Indonesia. “Tentunya untuk mencapai aspirasi besar Making Indonesia 4.0, yaitu menjadikan Indonesia masuk 10 negara dengan ekonomi terkuat di dunia tahun 2030,” ujarnya.

Ngakan menyampaikan, selama tiga tahun masa Nota Kesepahaman, PT SEMB akan menjadi mitra kerja Kemenperin dalam melaksanakan pelatihan dan pendampingan bagi para pelaku industry. Selain itu, menjadikan pabrik di Batam sebagai percontohan bagi pelaku industri lain di Indonesia yang ingin belajar dan menyaksikan secara langsung penerapan otomasi.

“Kami juga akan melaksanakan program pelatihan dan pendampingan untuk Manajer Transformasi Industri 4.0. Mereka ini akan melatih para peserta selama satu minggu terkait berbagai aspek dalam transformasi digital yang nantinya para peserta akan menerima sertifikasi kompetensi atau kelayakan dalam penerapan industri 4.0,” paparnya.

Sementara itu, Gabriel De Tissot mengaku, pihaknya sangat bangga dapat bekerja sama dengan Kemenperin untuk menjadi lighthouse industri 4.0 di Indonesia dan diperhitungkan sebagai salah satu perusahaan terkemuka di wilayah Batam.

“Transformasi digital yang kami hadirkan di seluruh pabrik kami di Batam menggunakan solusi EcoStruxture™ dan aplikasi Industri 4.0 lainnya yang memungkinkan pemantauan kinerja operasi kami di setiap bagian,” ungkapnya.

Di Batam, PT SEMB mempekerjakan lebih dari 2.900 karyawan di tiga smart factory yang memproduksi beragam produk (contractor, relay, variable speed drives, sensors, circuit breakers, electronic boards) yang didistribusikan tidak hanya untuk pasar dalam negeri, namun juga Eropa, Amerika Utara, China, India dan wilayah Asia Pasifik.

Smart Factory Schneider Electric di Batam adalah bagian dari transformasi digital Schneider Electric secara Global. Sampai hari ini, Schneider Electric telah memiliki enam smart factory di seluruh dunia termasuk di Batam. Smart Factory Schneider Electric lainnya terletak di Tiongkok, Prancis, Filipina, Amerika Utara dan India. [EH]

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *