PPM Tak Terpisahkan dari LVRI
Jakarta, Topvoxpopuli.com – Tahun 1967, sepuluh tahun setelah terbentuknya Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), negara menghadapi krisis politik yang dapat membahayakan anak bangsa. Para veteran pejuang segera memikirkan penyelamatan keluarganya, terutama putera-puterinya dari gangguan politik tersebut.
Anak-anak dan keturunan biologia para veteran itulah yang otomatis menjadi anggota Pemuda Panca Marga (PPM) yang dilahirkan oleh LVRI. “Atas pertimbangan situasi saat itu, maka direstuilah pembentukan organisasi yang diberi nama PPM dengan menggunakan Kode Etik Panca Marga sebagai pengikat mereka dengan para ayahandanya,” kata Ketua Umum DPP LVRI 2007 – 2019, Letjen TNI (Purn) Rais Abin, di Jakarta, Kamis (17/10/2019).
Sebagaimana dikemukakan Kepala Humas DPP LVRI Sudadi, penjelasan itu sebagai pelurusan atas organisasi sejenis namun tidak terafiliasi dengan LVRI. Keberadaan organisasi itu disinyalir ingin membelokkan sejarah karena tidak sesuai dengan AD/ART PPM anak biologis LVRI. “Alhamdulillah, stabilitas kembali dicapai berkat langkah serius pimpinan negara saat itu,” ungkap Rais Abin yang dikenal sebagai mantan Panglima UNEF (United Nations Emergency Force) di Timur Tengah.
Rais menambahkan, kegiatan PPM terus berlanjut yang dititikberatkan pada bidang pendidikan dan peningkatan keterampilan tanpa gangguan apapun, di bidang politik, malahan di tahun 1978 pada Kongres IV LVRI ditegaskan lagi kedudukan PPM sebagai anak organisasi LVRI yang bernaung di bawah pembinaan ayahanda.
Perkembangan selanjutnya memperkuat kehadiran PPM dengan terlaksananya Mukernas I di Tahun 1983, yang mengokohkan ikatan eratnya dengan LVRI.
Namun lambat laun, terutama mendekati era reformasi PPM statusnya sebagai organisasi kemasyarakatan mulai mengaburkan hubungan sejarahnya dengan LVRI. Hal ini yang akhirnya menghasilkan keputusan Ketua Umum LVRI untuk tidak mengakui posisi H. Abrahan Lunggona (Lulung) sebagai Ketua Umum PP PPM.
Hal ini perlu dilakukan untuk menyadarkan para pengurus PPM dan seluruh anggotanya tentang kekecewaan para tokoh LVRI terhadap anak-anaknya yang seolah-olah mengingkari sejarah.
Rais Abin menegaskan bagi para anggota PPM tersedia dua pilihan. Pertama, kembali kepada landasan sejarah lahirnya PPM yang seluruhnya dinaungi oleh LVRI dan mengacu kepada AD/ART. “Kedua menjadi ormas yang berdiri sendiri terlepas dari ikatannya dengan LVRI, dengan syarat tidak menggunakan Kode Etik Veteran yang bernama “Panca Marga”, tegasnya. [TVP/RH]