Semua Pihak Harus Ikut Partisipasi Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca
Gorontalo, Topvoxpopuli.com – Calon Legislatif (Caleg) Daerah Pemilihan Gorontalo, Dr.Reyna Usman mengatakan, semua pihak harus ikut berpartisasi dalam menurunkan efek Gas Rumah Kaca (GRK).
Hal itu dikatakan Dr. Reyna Usman dalam pertemuan dengan Penjabat (PJ) Gubernur Provinsi Gorontalo Ismail Pakaya bersama CEO Carbon Market United State of Amerika (USA), Shenna Marie Fortner dan PT Nusantara Karbon Riset Indonesia (NKRI) di Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Gorontalo, Selasa (30/5/2023).
Reyna Usman sebagai Senior Advisor saat mendampingi CEO Carbon Market USA dan PT NKRI dalam kunjungan ke Pemerintah Provinsi Gorontalo dan jajaran pemerintah terkait menyampaikan, ketentuan Paris Agreement menyatakan bahwa untuk membatasi kenaikan suhu global bahkan diturunkan di bawah 2 .0 derajat celcius menuju 1,5 derajat Celcius dan mengurangi GRK dapat dilakukan oleh masing-masing negara secara mandiri.
“Atau dapat juga dilakukan secara kerja sama penurunan emisi karbon antar negara dalam flatform sesuai ketentuan regulasi yang berlaku di masing-masing negara yang memungkinkan sektor publik atau swasta baik di dalam maupun luar negeri berpartisipasi dalam penurunan emisi GRK,” kata Reyna.
Perusahaan Carbon Market USA berkunjung ke Gorontalo terkait dengan pengembangan pengurangan emisi karbon, untuk menawarkan kerjasamanya terkait pengurangan GRK.
PJ Gubernur Provinsi Gorontalo Ismail Pakaya dalam pertemuan itu mengatakan, pihaknya berharap bahwa kunjungan ini akan dapat ditindaklanjuti.
Reyna mengucapkan terima kasih atas sambutan hangat yang disampaikan PJ Gubernur Ismail Pakaya. “Hal tersebut akan kita tindak lanjuti sesuai arahan beliau mengikuti aturan yang berlaku,” kata Reyna.
Tertarik Berinvestasi
Carbon Market USA bekerja sama dengan PT NKRI tertarik untuk berinvestasi bisnis karbon di Gorontalo. Alasannya, perusahaan ini tertarik dengan terumbu karang dan mangrove yang ada di Gorontalo, untuk diubah menjadi karbon organik.
Ketertarikan ini tertuang pada pertemuan yang dilakukan perwakilan Carbon Market USA bersama pihak PT. NKRI, dengan Penjabat Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Gorontalo Faisal Lamakaraka di Rujab Gubernur, Selasa (30/5/2023).
“Jadi Carbon Market USA itu bekerja sama dengan perwakilan mereka di Indonesia yaitu PT. NKRI. Di Indonesia itu baru ada Provinsi Kalimantan Timur yang sudah menjalankan bisnis ini dan itu dibiayai oleh Norwegia. Mereka yang dari AS ini mau coba untuk masuk ke Gorontalo,” ungkap Faisal
Faisal menyebut, Penjagub Ismail sendiri mendukung kerja sama ini dan mempersilahkan, sepanjang tidak menyalahkan ketentuan dan regulasi. Terlebih bisnis ini melibatkan pihak asing, pihaknya menekankan harus mengikuti regulasi yg ada di Kementerian.
“Intinya ini baru pertemuan awal, mereka hanya ingin memperkenalkan kita terkait bisnis. Prosesnya masih panjang, masih banyak yang harus dilewati. Kita hanya patut berbangga mereka tertarik dengan kawasan magrove dan terumbu karang di Gorontalo,” imbuhnya.
Arti Rumah Kaca
Rumah kaca adalah bangunan yang dinding dan atapnya terbuat dari kaca dengan tujuan agar panas dari sinar matahari yang ditangkap pada siang hari, terperangkap di dalam bangunan sehingga pada malam hari suhu di dalam bangunan tetap hangat. Hal ini biasa dilakukan oleh petani di negara empat musim agar kegiatan bercocok tanam dapat tetap berjalan walapun suhu pada malam hari menjadi dingin.
Pada prinsipnya, efek rumah kaca sama dengan kondisi yang terjadi pada rumah kaca, dimana panas matahari terjebak di atmosfer bumi dan menyebabkan suhu bumi menjadi hangat. Gas-gas di atmosfer yang dapat menangkap panas matahari disebut gas rumah kaca. Yang termasuk gas rumah kaca yang ada di atmosfer antara lain adalah karbon dioksida (CO2), nitrogen dioksida (N2O), metana (CH4), dan freon (SF6, HFC dan PFC).
Efek rumah kaca sejatinya dibutuhkan untuk menjaga suhu bumi, supaya perbedaan suhu antara siang dan malam tidak terlalu besar. Namun efek rumah kaca yang berlebihan akan menyebabkan pemanasan global dimana suhu di bumi akan naik secara signifikan yang ditandai dengan hal-hal antara lain mencairnya es di kutub, rusaknya ekosistem, naiknya ketinggian permukaan air laut dan perubahan iklim yang ekstrim.
Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengurangi efek rumah kaca antara lain: pertama, efisiensi penggunaan energi listrik, dengan mematikan lampu yang tidak digunakan serta mencabut alat elektronik dari sumber listrik.
Kedua, mengendalikan jejak karbon dengan mengurangi frekuensi menggunaan kendaraan bermotor pribadi. Ketiga, mengurangi penggunaan air minum dalam botol kemasan dan sedotan plastik. Gunakan tempat minum dan sedotan yang dapat dipakai ulang.
Keempat, mengelola sampah yang dihasilkan dengan mengolah sampah menjadi kompos dan memisahkan sampah organik dan nonorganic. Kelima, mengurangi penggunaan kertas dengan cara mencetak bolak balik atau menggunakan kertas bekas.
Secara alamiah, gas rumah kaca dihasilkan dari kegiatan manusia sehari-hari, namun sejak tahun 1950-an emisi gas CO2 meningkat secara drastis yang disebabkan oleh semakin majunya industri yang berbanding lurus dengan konsumsi energi.
Sumber penghasil gas rumah kaca seringkali dijumpai di sekeliling di mana saja, misalnya penggunaan energi listrik, aktivitas menggunakan kendaraan bermotor, juga membakar sampah. Bahkan dalam sepiring makanan dapat ditelaah sumber karbon yang merupakan penyumbang gas rumah kaca.
Nasi dan sayuran berasal dari pertanian yang menggunakan pestisida, daging berasal dari peternakan dimana kotoran hewannya menghasilkan gas metana. Limbah makanan dari sisa makanan yang membusuk juga menghasilkan gas metana. [TVP]