Kemenperin Gandeng Dekranas Pacu Perajin Tenun di Kota Ambon
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian yang juga sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Reni Yanita (keempat dari kiri) bersama Ketua Dekranasda Provinsi Maluku, Widya Pratiwi Murad (ketiga dari kiri) berfoto bersama, didampingi Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan, Alexandra Arri Cahyani (keempat dari kanan), Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku sekaligus Ketua Harian Dekranasda Provinsi Maluku Yahya Kotta (kedua dari kiri), Ketua Dekranasda Kota Ambon Felisa M. Wattimena (kedua dari kanan) dalam pembukaan Kegiatan Pendampingan Pengembangan Sentra IKM Tenun dan Fasilitasi Mesin Peralatan IKM Tenun di Kota Ambon, 17 April 2024.
Jakarta, TVP – Dalam menjaga warisan budaya nusantara, Kementerian Perindustrian terus berupaya mendorong pengembangan sektor industri kerajinan dan wastra tradisional, salah satunya industri kain tenun.
Salah satu langkah yang dilakukan Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) adalah menjalankan sinergi bersama Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Maluku, Pemerintah Kota Ambon, serta Dekranasda Provinsi Maluku dan Kota Ambon mengadakan kegiatan pendampingan dan fasilitasi mesin khusus tenun.
Baca Juga: Topang Kemajuan Industri Otomotif, Kemenperin Cetak Tenaga Las Kompeten
Wakil Ketua Harian 1 Dekranas, Loemongga Agus Gumiwang menegaskan pentingnya menjaga potensi industri kain tenun, yang salah satunya berada di Kota Ambon. Berdasarkan catatan, Industri Kain Tenun Ikat dengan KBLI 13122 tersebar di 23 provinsi dan terbanyak berada di Provinsi Bali, NTT, Maluku, NTB, dan Sumatera Utara. Di Provinsi Maluku sendiri terdapat 3.016 perajin, dengan 233 kelompok tersebar di Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Kota Ambon.
“Potensi wastra ini perlu kita berdayakan untuk kesejahteraan masyarakat yang berdampak pada peningkatan perekonomian nasional,” ujar Loemongga di Jakarta, Jumat (19/4/2024).
Loemongga menitikberatkan perlunya para pelaku IKM melakukan pengembangan produk dalam menghadapi persaingan bisnis saat ini. “Kami memahami bahwa pelaku IKM seringkali menghadapi permasalahan keterbatasan sumber daya dalam mengembangkan produk yang mana membutuhkan biaya yang cukup besar, Dekranas dan Kementerian Perindustrian bersinergi untuk membantu pelaku usaha meningkatkan daya saingnya melalui kegiatan pendampingan pengembangan produk dan fasilitasi mesin/peralatan,” imbuhnya.
Baca Juga: Peduli Industri Kecil, Kemenperin Berikan Sertifikasi TKDN dan Kekayaan Intelektual
Maka dari itu, selain pemberian pendampingan teknis produksi dan pengembangan produk, juga diperlukan bantuan mesin peralatan untuk menunjang proses produksi pelaku usaha, sehingga dapat memghasilkan produk yang lebih berkualitas dengan proses produksi lebih efisien dan efektif.
Wakil Ketua Harian 1 Dekranas, yang diwakili Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Reni Yanita membuka Kegiatan Pendampingan Pengembangan Sentra IKM Tenun dan Fasilitasi Mesin Peralatan IKM Tenun di Kota Ambon, Rabu (17/4) lalu, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian Peringatan Hari Ulang Tahun Dewan Kerajinan Nasional ke-44, dengan acara puncak Peringatannya akan dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2024 di Kota Surakarta.
Reni memaparkan, kegiatan pendampingan dan fasilitasi mesin dilaksanakan dalam dua tahapan, yaitu tahap pertama yang meliputi pendampingan pencelupan pewarnaan alam dan pengembangan motif serta desain pada tanggal 17 – 20 April 2024, kemudian tahap kedua yang meliputi monitoring dan evaluasi pada 2 – 3 Mei 2024.
Baca Juga: Kemenperin Unjuk Keunggulan Produk Industri Berteknologi Tinggi di ITAP 2023
Ditjen IKMA Kemenperin dan Dekranas sebelumnya juga telah melaksanakan kegiatan serupa pada awal bulan Maret 2024 di daerah lain, yaitu di Kota Padang Sidempuan, Sumatera Utara pada tanggal 7 – 8 Maret 2024 (tahap pertama).
Dirjen IKMA Kemenperin berharap, kegiatan-kegiatan tersebut akan memberikan dampak kemajuan dan pengaruh bagi pertumbuhan daya saing ekonomi bangsa. “Kapasitas para perajin tenun dapat terus meningkat sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar, meningkatkan nilai jual produk tenun, serta tentunya perekonomian perajin dan daerah,” tutupnya. [eg]