Rumahnya Sering Jadi Lokasi Tawuran, Warga Jakarta Timur Minta Pemerintah Turun Tangan

warga yang lari dari lokasi tawuran
Jakarta, TVP – Kawasan Apartemen Bassura City, TPU Prumpung, Pasar Gembrong merupakan tiga dari lokasi publik yang selalu sering dipadati oleh warga masyarakat.
Ketiganya merupakan Kawasan padat penduduk, namun sarat dengan minimnya pemerataan level pendidikan lintas generasi di kampung-kampung atau dikenal dengan kawasan Kelurahan Cipinang Besar Utara, Jakarta Timur.
Dampak dari minimnya pemerataan pendidikan di kecamatan tersebut, menimbulkan masalah baru bagi masyarakat yang di tinggal di lokasi tersebut. Hampir setiap malam di sana terjadi tawuran antar warga dan mengganggu penduduk setempat. “Saya capek Bu, tiap malam selalu ada tawuran. Petasan jedar-jedor dan kemarin ada yang mati juga. Bikin ga tenang aja tinggal di sini,” ujar salah seorang ibu rumah tangga, warga dari RT 6.
Baca Juga: Polisi Diminta Tegas Tertibkan Tambang Minyak Ilegal di Sumsel
Berdasarkan pantauan wartawan di lokasi, memang saat malam di daerah tersebut hampir setiap malam terjadi tawuran. Banyak warga merasa terganggu, mengeluh bahkan tidak tau lagi harus berbuat apa, karena mereka memang sangat terusik.
Ibu rumah tangga yang kami temui tadi menceritakan pengalamannya setiap malam terusik dengan tawuran itu. Dia mengaku sangat heran, kenapa tawuran itu tetap terjadi padahal petugas keamanan dari Polda sudah ditempatkan di lokasi kejadian.
“Bahkan ada jajaran Satpol PP, Bhabinkamtibmas, Babinsa yang juga standby di sana. Tapi kenapa fenomena ini terus terjadi ? Selama hampir tig tahun belakangan ini dan sudah memakan banyak korban,” sambungnya.
Di waktu lain, penulis mencoba mengecek ternyata ada juga ungkapan hati yang sama dari warga satempat. “Anak-anak ini ga ada takutnya apa ? Lempar-Lempar petasan, nanti kalau sampai bakar rumah gimana ? Emang mereka mau ganti?” Imbuhnya.
Kemudian , ada warga lain juga yang mengeluh padahal kata dia daerahnya sering dilakukan patroli oleh pihak Polsek hingga Polda. Namun kejadian tersebut terus berulang, seperti tidak tau takut. “Aduuuhh sereemmmmm deh kalo ibu lihat ada tinggal di temptku pasti jantungan,” katanya sambil menunjukkan raut muka kecewa.
Baca Juga: Oknum Polisi Hamili Wanita Bukan Istri di Pluit
Oleh karena itu, dia mendesak agar pemerintah desa (Pemda), aparatur negara, polisi/TNI serta jika perlu presiden untuk memberikan solusi di daerahnya tersebut.
Ibu ini menduga, ada pihak-pihak yang sengaja membuat onar serta menghasut pelaku agar warga tidak betah tinggal di daerah tersebut. Pemerintah diminta turun tangan agar semua masalah ini cepat selesai. “Tolong pak, kami juga rakyat bapak yang harus dilindungi dan diperhatikan. Kami merasa kewalahan menyelesaikan persoalan tersebut meskipun di depan rumah kami sendiri,” pungkasnya.
Pemerintah harus tegas dan teliti dalam menangani kasus ini. Dan harus bisa menyelesaikan sumber persoalannya. Apakah karena dendam ? Atau karena budaya kekerasan yang kian merajalela namun tidak punya tempat pelampiasan ? Atau karena ada kepentingan tertentu dalam politik pertanahan dan bisnis yang menciptakan dengan sengaja agar warga setempat tidak nyaman dengan wilayah tinggal mereka saat ini. [TVP]