BPJS TK Beri Bantuan Bantuan untuk Korban Gempa di Palu
[JAKARTA] Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan telah melakukan layanan tanggap darurat untuk korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala Sulawesi Tengah (Sulteng). Langganan tanggap darurat dengan pelayanan jemput bola berupa pendataan langsung ke perusahaan peserta yang terkena dampak gempa dan tsunami.
“Kami menurunkan tim tanggap darurat untuk membantu Kantor Cabang Palu dalam memberikan pelayanan kepada para peserta,” kata Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan, Krishna Syarif.
Krishna berkunjung ke Palu dan menjenguk David Lecky, peserta yang terjatuh dari lantai 7 Hotel Roa Roa. Ia mengatakan, waktu itu David sedang bekerja sebagai staf engineering saat gempa terjadi. Musibah yang menimpa David masuk dalam lingkup kecelakaan kerja dan harus segera mendapatkan pengobatan tanpa batasan biaya sesuai dengan indikasi medis.
Pada saat itu Krishna menyerahkan bantuan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) BPJS Ketenagakerjaan berupa kebutuhan pokok yang dapat dipergunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari kepada David dan keluarga.
Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Palu posisi 30 September 2018, tenaga kerja aktif di Kota Palu sebanyak 31.547 tenaga kerja, Kabupaten Donggala sebanyak 4.146 tenaga kerja dan Kabupaten Parigi sebanyak 5.470 tenaga kerja.
BPJS Ketenagakerjaan terus melakukan pendataan dengan mengunjungi langsung ke perusahaan dan menghimbau kepada para peserta dan perusahaan yang terkena dampak akibat gempa dan tsunami Palu, Donggala dan Sigi, agar segera melaporkan diri kepada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Palu atau menghubungi nomor: (0451) 481212 untuk mendapatkan pelayanan.
“Termasuk peserta yang sudah kembali ke kampung halaman, agar mendapatkan layanan di kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan yang terdekat dengan domisilinya,” kata dia.
Palu, 11 Oktober 2018. Pasca gempa dan gelombang tsunami yang melanda wilayah Palu, Donggala dan Sigi pada 12 hari yang lalu, simpati dan dukungan terus berdatangan dari seluruh wilayah Indonesia dan dunia internasional bagi masyarakat Palu, Donggala dan Sigi yang terdampak bencana tersebut. Gempa berkekuatan 7,7 SR berpusat di laut Donggala yang mengakibatkan tsunami di Pantai Palu, Sulawesi Tengah sempat melumpuhkan aktivitas ekonomi dan sosial yang ada di Kota Palu. Dampak lain dari gempat tersebut juga terjadi tanah amblas atau Likuifaksi di Kelurahan Petobo, Balaroa, dan Jono Oge. Menurut data BNPB yang di rilis pada tanggal 9 Oktober 2018, jumlah korban tewas tercatat sebanyak 2.010 orang, dimana jumlah korban tewas terbesar berada di wilayah Palu dengan jumlah 1.601 orang. [DR]