November 22, 2024

Jasa Marga Terapkan 4 Strategi Urai Kepadatan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek

0

Dirut Jasa Marga, Desi Arryani.

[JAKARTA] PT Jasa Marga (Persero) Tbk. menerapkan empat strategi untuk mengurai kepadatan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek). Menjadi salah satu jalur transportasi strategis, beban lalu lintas di Jalan Tol Japek telah melebihi V/C Ratio.

Dirut PT Jasa Marga, Desi Ariani.

Tambah lagi, terdapat beberapa Proyek Strategis Nasional yang pembangunannya bersamaan di sekitar Jalan Tol Japek eksisting, seperti Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, Light Rail Transport (LRT) Jakarta-Bekasi Timur, kereta cepat Jakarta-Bandung, Jalan Tol JORR II Cibitung – Cilincing dan Cibitung – Cimanggis. Akibatnya, sering terjadi kepadatan kendaraan di jalan tol tersebut.

Saat ini Jasa Marga telah menerapkan strategi untuk mengatasi kepadatan di Jalan Tol Japek berupa manajemen rekayasa lalu lintas, penindakan kendaraan over dimensi dan over load (ODOL), pengawasan terhadap kendaraan truk di Ruas Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) E2 (Cikunir-Cakung), dan manajemen proyek.

Namun untuk mengintensifkan implementasi di lapangan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Hindro Surahmat, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan BPTJ Kemenhub Karlo Manik, menggelar rapat koordinasi bertempat di Grand Dhika-Bekasi, Selasa (20/11).

Pejabat lain yang ikut dalam rapat itu adalah Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Herry Trisaputra Zuna, Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani, Direktur Pengembangan Adrian Priohutomo, Direktur Utama PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek Djoko Dwijono, General Manager Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek Raddy R Lukman beserta stakeholder proyek di koridor Japek.

Karlo Manik mengungkapkan, sosialisasi pemberlakuan kebijakan ganjil-genap di Gerbang Tol (GT) Tambun saat ini intensif dilakukan hingga akhir November.

Selain itu, dari BPTJ juga telah menyiapkan tambahan 13 unit bis bagi pengguna jalan tol yang akan beralih ke transportasi publik karena perluasan wilayah pemberlakuan ganjil genap di GT Tambun.

Selain pemberlakuan kebijakan ganjil genap di Jalan Tol Japek, Budi Karya Sumadi menekankan penertiban kendaraan yang terindikasi ODOL untuk tidak masuk ke jalan tol atau dari awal telah direncanakan untuk kendaraannya tidak terindikasi ODOL, apabila dipaksakan akan ditilang di jalan tol.

“Penjelasannya, bukan mereka (truk terindikasi ODOL) tidak boleh masuk. Untuk kondisi critical seperti ini, tolong dihargai hak-hak pengguna jalan tol lain,” tegas Budi.

Budi juga menekankan, stakeholder proyek juga harus menghitung sekali bahwa kegiatan konstruksinya tidak mengakibatkan kemacetan yang signifikan, “Sebagai contoh KCIC, jangan berkegiatan disini dulu, di tempat yang lain. LRT juga, juga ada satu kegiatan di Km 14 di Kali Bekasi, saya minta ditunda untuk berapa bulan ke depan,” kata dia.

Ia menambahkan, Jasa Marga yang sekarang ini waktunya ketat sekali, sekarang 57%, bagusnya Lebaran selesai.

“Itu pun saya mau tahu detail apa yang dilakukan. Apakah memang harus prioritas dikerjakan sekarang atau waktunya lain atau ada suatu rekayasa konstruksi yang lebih solve terhadap lalu lintas, apakah cara mengkonstruksi atau cara ruang-ruang pembatasan lebih lebar,” kata dia.

Sejalan dengan penjelasan Budi Karya Sumadi, Desi Arryani, mengungkapkan, di koridor Jakarta-Cikampek sedang ada proyek bergerak sekaligus dalam waktu bersama. Salah satunya Jalan Tol Japek II Elevated yang tengah dikejar pembangunannya supaya dapat beroperasi fungsional saat lebaran tahun 2019.

Selain itu, manfaat Jalan Tol Trans Jawa dari Jakarta-Grati akan lebih maksimal jika Jalan Tol Japek II Elevated juga selesai.

“Kami akan lebih banyak lagi berkoordinasi lagi dengan Dinas Perhubungan, BPTJ, Kepolisian, supaya pengaturan dari beberapa proyek ini dan pengaturan dari kami sendiri sebagai pelaksana dari Jakarta-Cikampek Elevated jauh lebih efektif,” ujar Desi.

Desi juga menekankan pengguna jalan tol dalam memilih waktu perjalanan, mengingat window time secara umum yang digunakan dalam pengerjaan konstruksi yaitu antara pukul 22.00-05.00 WIB.

“Jangan sampai ada persepsi kalau mau lewat Jakarta-Cikampek mendingan jalan malam. Sebaliknya, justru jalan malam itulah konstruksi sedang banyaknya bergerak dan bergeraknya frontal. Ada titik-titik pengangkatan steel box girder di empat titik sekaligus, ada titik-titik pengecoran mungkin di tiga titik sekaligus. Sehingga, jangan pernah ada persepsi lewat Jakarta-Cikampek malam saja, pasti sepi,” imbuh Desi.

Sebagai bagian dari peningkatan pelayanan informasi kepada pengguna jalan tol, Desi juga menyampaikan bahwa Jasa Marga akan rutin menyampaikan informasi pekerjaan Jalan Tol Japek II Elevated secara rutin program mingguan yang akan dilaksanakan dan di titik mana pekerjaan dilakukan.

“Kami akan rutin memblasting setiap mingguan program-program minggu ke depan dan menambah _Variable Message Sign (VMS) termasuk medsos akan dispread secara rutin,” kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Herry Trisaputra Zuna, menyampaikan bahwa Jalan Tol Japek tidak lepas dari aspek supply dan demand.

Dari sisi suply kondisinya seperti itu dan sehari-harinya macet, “Kami imbau kepada pengguna jalan tol, kita juga harus lebih bijak dengan kondisi tadi. Malam adalah waktu kerjanya bagi proyek sehingga kita harus memikirkan rute yang lain juga moda yang lain,” kata dia.

Hindro Surahmat mengimbau pengguna jalan untuk dapat menggunakan bis yang telah disediakan sebagai kompensasi pemberlakuan kebijakan ganjil genap di jalan tol.

“Saat ini masa sosialisasi kebijakan ganjil genap di GT Tambun hingga akhir bulan November. Nanti awal bulan Desember kita berlakukan kebijakan ganjil genap di GT Tambun,” kata dia.

Sebelumnya, pada rapat koordinasi di GT Cikarang Utama, Rabu (14/11), Jasa Marga bersama Ditjen Perhubungan Darat Kemhub, Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, BPJT, BPTJ,  kepolisian dan pihak-pihak terkait lainnya telah merumuskan solusi serta upaya yang akan dilakukan dalam waktu dekat.

Jasa Marga akan melakukan penambahan jumlah alat ukur atau timbang portable dan penyediaan lokasi penanganan over load permanen yang dilengkapi alat Weigh In Motion (WIM).

Saat ini, Jasa Marga memiliki 10 unit timbangan portable. Dua unit di antaranya disiapkan di Jalan Tol Japek dan akan menambah satu unit WIM di Semarang.

Sementara itu, mekanisme penanganan kendaraan yang menyalahi ketentuan ODOL adalah dikeluarkan dari tol dan tilang.

Terkait proyek Jalan Tol Japek II Elevated, akan dilakukan penambahan Pimpinan Proyek, yang semula satu menjadi tiga. Adapun pembagiannya yaitu Cikunir, Cikunir-Cikarang Utama, dan Cikarang Utama-Karawang Barat.

Selain itu untuk strategi manajemen proyek dilakukan dengan senantiasa menggelar rapat koordinasi rutin serta peninjauan ke lapangan bersama stakeholder terkait.

Strategi ini juga mencakup sinkronisasi pekerjaan dan window time  oleh konsultan, menambah rambu-rambu selama pekerjaan konstruksi berlangsung, dan sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasi kepada masyarakat ini dilakukan melalui berbagai saluran komunikasi, seperti spanduk, media sosial, dan VMS. [RH]

 

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *