Tahun 2018, Kementerian PUPR Bangun 134 Buah Jembatan Gantung
[JAKARTA] Tahun 2018 – 2019, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan membangun 300 jembatan gantung. Pada tahun 2018 telah dan akan dibangun 134 buah jembatan gantung dan tahun 2019 akan dibangun sebanyak 166 buah,” kata Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, Selasa (27/11).
Ia mengatakan, salah satu jembatan gantung yang telah dibangun tahun 2018 adalah Jembatan Gantung Sudisari I di Kabupaten Magelang. “Kehadiran jembatan ini sangat dirasakan manfaatnya,” kata dia.
Para pelajar kini tidak perlu memutar jalan sejauh 5 km untuk berangkat ke sekolah, kini hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Sebelumnya, Jembatan Sudisari I merupakan jembatan lama yang terputus karena lahar dingin dari Kali Pabelan dan Kali Putih pada saat erupsi Gunung Merapi tahun 2010 silam.
Jembatan yang memiliki panjang 60 meter dengan lebar 1,7 meter ini menghubungkan Dusun Sudimoro, Desa Adikarto dengan Dusun Mariban, Desa Progowati di Kabupaten Magelang. Selain pelajar, jembatan juga dirasakan betul manfaatnya oleh warga yang biasa menjual barang dagangan ke pasar atau hendak pergi ke ladang.
Jembatan gantung lainnya di Kabupaten Magelang adalah Jembatan Mangunsuko yang kini menjadi lokasi favorit untuk swafoto sejak diresmikan Presiden Joko Wdodo pada tahun 2017.
Ditambah dengan adanya air terjun di sisi jembatan yang mengalir dari bangunan Sabo yang berfungsi sebagai pengendali lahar dingin pada saat terjadi letusan gunung berapi. Jembatan yang memiliki panjang 120 meter dan menghubungkan Dusun Grogol Desa Mangunsuko dengan Dusun Tutup Desa Sumber.
Kementerian PUPR melalui Ditjen Bina Marga tidak hanya membangun jembatan yang putus namun juga memperbaiki jembatan yang sudah tidak layak dan aman seperti Jembatan Tempak di Kabupaten Magelang. “Jembatan Tempak kita bangun kembali lebih lebar, yakni dari semula satu meter menjadi 2,66 meter dengan umur jembatan 50 tahun. Setiap tahunnya juga kita lakukan pengecekan,” kata Kepala Balai Pelayanan Jalan dan Jembatan Nasional (BPJJN) VII Semarang Ditjen Bina Marga Akhmad Cahyadi.
Akhmad menambahkan, pembangunan jembatan juga melibatkan masyarakat lokal. Selain untuk pemberdayaan masyarakat, diharapkan masyarakat dapat mempunyai rasa memiliki dan menjaga kondisi jembatan yang ditargetkan rampung Desember 2018.
Menurut Basuki, jembatan Gantung yang telah dibangun oleh Kementerian PUPR telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Selain menjadi akses penghubung antardesa, jembatan gantung juga turut menggerakkan ekonomi perdesaan dan menjadi objek wisata desa.
Basuki mengatakan, pembangunan jembatan gantung merupakan salah satu implementasi Nawacita ketiga Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla. “Yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan,” kata dia.
Ia mengatakan, jembatan gantung sangat membantu masyarakat karena geografis wilayah Indonesia yang memiliki banyak gunung, lembah dan sungai. Secara fisik, kondisi ini terkadang memisahkan lokasi tempat tinggal penduduk dengan berbagai fasilitas pelayanan publik seperti sekolah, pasar, dan kantor pemerintahan.
Basuki menjelaskan, kehadiran jembatan gantung disambut baik oleh masyarakat karena manfaatnya nyata. “Jembatan gantung sangat dibutuhkan dan kehadirannya disambut baik oleh masyarakat karena manfaatnya nyata. Ini untuk menggantikan yang Indiana Jones,” kata dia. [RH]