Bupati Manggarai Pimpin Masyarakat Bersihkan Sampah
Ruteng, Topvoxpopuli.com – Bupati Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), Deno Kamelus, memimpin ratusan masyarakat dan aparatur sipil negara (ASN) membersihkan Pasar Inpres Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, dari tumpukan dan sampah yang berserakan, Jumat (8/2).
Ratusan warga Kota Ruteng dan sekitarnya yang ikut dalam kegiatan tersebut meruapakn masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Sampah (GMPS).
Kegiatan tersebut merupakan tindakan nyata lanjutan masyarakat Kota Ruteng dan sekitarnya untuk “memerangi” sampah. Pernyataan dan tindakan “perang” terhadap sampah ini terjadi tidak lama setelah Kota Ruteng dinayatakan sebagai kota terkotor di Indonesia tahun 2019 oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Deno Kamelus dalam sambutannya mengatakan, pihaknya bersama unsur terkait lainnya hadir di Pasar Inpres Ruteng bukan menjadi tukang pungut sampah. “Itu harus disadari, bupati, Dandim, wakil bupati, dan seluruh pejabat ini dan pegawai negeri ini bukan untuk tukang pungut sampah. Jadi saya tekankan khusus untuk semua orang yang jualan di Pasar Inpres Ruteng ini,” tegas Deno Kamelus dalam kesempatan deklarasi.
Menurut Deno Kamelus, pihaknya bersama unsur terkait lainnya hadir di Pasar Inpres Ruteng untuk membangun kesadaran para pedagang dan pembeli agar bertanggung jawab atas kebersihan di sekitarnya.
“Bagaimana caranya, setiap hari harus sapu dan siapkan sapu lidi, supaya kalau kotor langsung sapu. Kemudian siapkan tempat sampah di masing-masih stan. Kalau belum ada tempat sampah, taruh di plastik, kalau tidak ada plastik taruh di karung, nanti ada petugas yang angkat,” tegasnya.
Sementara Ketua GMPS, Agnes Silvia Graciana, kepada Topvoxpopuli.com di Ruteng, Jumat (8/2), mengatakan, dari pada saling menuding siapa yang bersalah sehingga Kota Ruteng dinobatkan sebagai kota terkotor di Indonesia, maka masyarakat Ruteng dan sekitarnya berdiskusi.
Yang didiskusikan, kata Agnes Silvia Graciana, adalah mulai dari cara kerja pemerintah, maupun prilaku masyarakat serta bagaimana keluar dari permasalahan sampah ini. “Dengan demikian lahirlah Gerakan Masyarakat Peduli Sampah (GMPS) untuk memerangi sampah di Kota Ruteng,” kata Agnes Silvia Graciana.
Menurut Agnes Silvia Graciana, GMPS menggandeng beberapa pihak antara lain, anak-anak SMA, aparatur sipil negara (ASN) lingkup Pemkab Manggarai, TNI, dan juga warga Pasar Inpres Ruteng. “Komunitas ini mampu memobilisasi ribuan orang untuk membersihkan sampah pada sejumlah titik di Kota Ruteng,” kata Agnes Silvia Graciana.
Semangat kebersihan yang terus menggelora oleh GMPS tersebut dikabarkan berangkat dari keprihatinan predikat program Adipura periode 2017-2018 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Dalam rilis KLHK tersebut telah menempatkan Ruteng sebagai salah satu kota kecil terkotor di seluruh Indonesia.
Untuk kesekian kalinya pasca pengumuman KLHK periode 2017-2018 keluar, GMPS melakukan gerakan pembersihan sampah. “Hari ini , GMPS fokus mendeklarasikan perangi sampah di Pasar Inpres Ruteng,” kata Agnes Silvia Graciana. Deklarasi dipandu langsung GMPS yang dipandu oleh Kiki Artina, anggota GMPS.
Setelah acara deklarasi, disusul dengan kegiatan pembersihan sampah pada setiap lorong di pasar yang terletak di pusat Kota Ruteng itu. Agnes Silvia Graciana menjelaskan, sampah sudah menjadi persoalan serius yang mesti diperhatikan semua pihak, bukan hanya pemerintah.
Menurut Agnes Silvia Graciana yang sering dipanggil Kiky, permasalahan sampah terus bergelut dalam kehidupan masyarakat Kota Ruteng. Permasalahan ini sebagai konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. “Menurut saya untuk mengatasi masalah sama di Ruteng, tidak saja memakai pendekatan penegakan aturan saja. Tetapi kebiasan menjaga kebersihan dari setiap individu yang perlu ditingkatkan,” ujar Agnes Silvia Graciana.
Agnes Silvia Graciana menilai, kebiasaan menjaga kebersihan lingkungan bisa terwujud jika setiap orang ada rasa memiliki terhadap tempat tinggalnya.
Sebaliknya, lanjut Agnes Silvia Graciana, jika setiap orang tidak ada rasa memiliki terhadap tempat tinggal, maka pasti muncul sikap tak peduli dengan lingkungan, termasuk membuang sampah sembarangan.
Karena itu, Agnes Silvia Graciana, menegaskan, kehadiran GMPS untuk membersihkan Pasar Inpres Ruteng adalah untuk memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. “Jika lingkungan kita indah dan bersih, bukan untuk orang lain tetapi untuk kita sendiri,” ucap Agnes Silvia Graciana.
Pasar Ruteng, kata Agnes Silvia Graciana, merupakan dapur umum untuk warga Kecamatan Langke Rembong. Karena itu, kebersihan mesti tetap dijaga oleh semua pihak agar menjadi tempat yang nyaman.
Sementara Hendrikus Jebarus, salah seorang warga yang berjualan di pasar inpres Ruteng menyatakan, Pasar Inpres Ruteng adalah dapur bersama. Semua bahan-bahan masakan untuk warga kota ini berasal dari Pasar Ruteng.
Hendrikus juga meminta pemerintah agar melakukan kerja sama lintas organisasi perangkat daerah (OPD) untuk menertibkan para pedagang yang membuang sampah di sembarang tempat di Pasar Inpres Ruteng. [TVP/Willy Grasias]