Menteri Koperasi dan UKM Galang Semua Pihak Dukung Koperasi Modern dan UMKM Naik Kelas
Jakarta, Topvoxpopuli.com – Potensi ekonomi digital Indonesia di 2025 mencapai US$ 124 miliar dengan potensi terbesar di e-commerce. Sejak pandemi ada 37 persen pengguna jasa internet baru.
Demikian disampaikan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, yang diwakili Deputi Bidang Kelembagaan, Rulli Nuryanto. Sehingga untuk memasuki ekosistem digital tersebut, para pelaku Koperasi dan UMKM paling tidak harus melalui lima tahapan.
“Pertama, kesadaran dan kepedulian kita sudah memasuki industri 4.0 semua serba digital, kedua diperlukan pengetahuan dan literasi digital, kompetensi digital, penggunaan digital dalam aktivitas sehari-hari, dan tahap kelima kita sudah masuk transformasi digital dalam aktivitas usaha,” kata Rulli pada acara Connecting The Dots : Cooperative-Entrepreneur-Millenial-Digital yang diselenggarakan Angkatan Muda Koperasi Indonesia (AMKI) di Smesco, Jakarta, (23/12/2020).
Dalam acara tersebut hadir para pembicara di antaranya, Staf Ahli Menteri Pariwisata dan Ekraf Bidang Inovasi dan Kreativitas Joshua Simanjuntak, Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM Ahmad Zabadi, Ketua Umum AMKI Frans Meroga Panggabean, Rozma Suhardi, Owner Amy and Cake, lalu Rina Sa’adah Ketua Umum DPN Pemuda Tani HKTI, Lydia Assegaf Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia, Charles Sitorus Direktur Jaringan dan Layanan Keuangan PT Pos Indonesia, serta Founder Ralali.com Joseph Aditya.
“Gerakan inovasi dan transformasi digital koperasi sudah diinisiasi pemerintah dengan meluncurkan portal idxcoop. KemenkopUKM sebagai rumah besar digital bagi koperasi seluruh Indonesia, hingga bisa mendorong pemanfaatan teknologi informasi yang dibutuhkan oleh koperasi. Kami harap AMKI mampu membantu pemerintah dalam akselerasi perwujudan Koperasi digital, yang sudah menjadi prioritas dalam meningkatkan pelayanan kepada anggota koperasi,” tambah Rulli lagi.
Hal senada juga diungkapkan Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM Ahmad Zabadi, dimana penting melakukan suatu upaya konsolidasi meningkatkan peran usaha mikro yang berada di sektor informal pengembangan usahanya melalui koperasi.
Diharapkan koperasi menjadi agregator dari para pengusaha mikro dan generasi milenial menjadi offtaker pertama yang dapat mendorong jalinan kemitraan dengan stakeholder.
“AMKI harus mampu menjadi motor penggerak dalam mendorong anak-anak milenial gemar menjadikan koperasi sebagai wadah pengembangan jiwa wirausaha mereka. Sesuai UU Cipta Kerja yang memberi kemudahan masyarakat terkhusus kalangan milenial untuk mengembangkan usahanya dalam wadah koperasi karena untuk mendirikan koperasi cukup dengan sembilan orang, kemudian pelaksanaannya kita dorong pada digitalisasi koperasi,” jelas Zabadi.
UMKM Naik Kelas
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bidang Inovasi dan Kreativitas Joshua Simanjuntak mengatakan, Kemenparekraf mempunyai program Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang merupakan program kongkrit dari UMKM naik kelas.
Program BBI itu fokus mentransformasi produk lokal sebagai produk pariwisata, terutama pada lima destinasi wisata super prioritas. Banyak produk lokal berpotensi yang bisa bersaing dengan produk impor.
“Kami mengangkat para pengrajin lokal menjadi aktor, jadi kami coba membina mereka untuk menciptakan daya tarik bagi wisatawan mancanegara. Di sinilah AMKI dapat berperan sebagai agregator koperasi modern dalam inkubasi pelaku UMKM kreatif dengan melatih dan mendapingi. Mereka harus naik kelas dan memiliki daya saing global agar jangan sampai mereka hanya menjadi penonton di negeri sendiri,” ungkap Joshua.
Salah satu pelaku UMKM di bidang kuliner pun mengakui di masa pandemi seperti ini pengunjung tidak banyak yang datang, meskipun toko tetap buka. Konsekuensi pandemi memaksa kita harus pintar menggunakan media sosial dalam membantu menjual produk. Juga harus lakukan terobosan out of the box sebagai strategi bertahan dalam masa sulit.
“Kaum milenial dituntut lebih berinovasi, menciptakan produk yang selalu baru sehingga pelanggan tidak bosan yang kita miliki. Selama pandemi toko kami tidak pernah tutup. Saya juga buat baking class online dari rumah bertujuan membantu ibu-ibu yang terkena dampak Covid-19 yang selama masa pandemi ini sudah diikuti oleh 10.000 orang,” tutur pemilik Amy and Cake Rozma Suhardi, dikenal juga sebagai Culinary Key Opinion Leader.
Memanfaatkan situasi pandemi juga dilakukan oleh kaum ibu muda, seperti dikatakan Ketua Umum Wirausaha Wanita (WITA) dan Ketua DPP Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Lydia Assegaf. WITA concern dengan perempuan, baik usia tua maupun ibu muda. Dari dapur merambah pasar nasional dan internasional.
“Secara tidak langsung semua orang teredukasi serta suka tidak suka sudah masuk ke era digital. Mereka mulai menambah kekuatan ekonomi keluarga. Kami punya pusat inkubator pelatihan. Kami mengajak AMKI untuk memperkuat program pelatihan yang diimbangi dengan pendampingan dan pengawasan, perlu fokus khusus dan konsisten,” tutur Lydia.
Koperasi Arus Utama Rebound Imbas Pandemi
Ketua Umum DPN Pemuda Tani HKTI Rina Sa’adah pun mengungkapkan, bahwa 60 persen mayoritas petani usianya di atas 45 tahun. Menurut Rina, perlu adanya regenerasi petani milenial. Mereka akan sangat tertarik menggeluti dunia agro, bila pertanian mampu memberi pendapatan yang lebih bagi mereka. Kondisi serupa sebagaimana yang dialami gerakan koperasi pun mendorong Pemuda Tani HKTI akan berkolaborasi dengan AMKI.
“Untuk itu transformasi digital sangat diperlukan, apalagi kalau kita lihat sekarang human behaviour dalam masa pandemi ini beralih dari yang biasanya tatap muka, belanja dan sebagainya, sekarang beralih ke digital. Ini kesempatan besar bagi Pemuda Tani HKTI dan AMKI dalam mengembangkan dan ekspansi sektor pertanian menuju sektor digital melalui wadah koperasi,” ucap penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan ini.
Perusahaan BUMN PT Pos Indonesia juga tak ketinggalan dalam mendukung UMKM naik kelas dan koperasi modern. Direktur Jaringan dan Layanan Keuangan PT Pos Indonesia Charles Sitorus mengatakan bahwa koperasi bisa memberikan pelatihan yang akan sangat membantu UMKM dengan memanfaatkan jaringan pelayanan PT. Pos yang sangat luas.
“AMKI silahkan pakai jaringan kantor kami yang lebih dari 4.500 unit di seluruh Indonesia dan mayoritas berada di prime area. PT. Pos akan mendukung penuh fungsi warehousing, penjualan, pengiriman, dan pembayaran. PT. Pos juga bisa menjadi pusat kliringnya supaya menjamin kedua belah pihak, penjual dan pembeli, karena kita bermain di fisik dan keuangan. Kami juga lakukan pengiriman cold storage dalam membantu para nelayan untuk ekspor,” papar Charles.
Sementara dukungan juga datang dari Ralali.com yang saat ini fokus sebagai marketplace digital Business to Business. Platform Konekto bisa digunakan oleh pelaku UMKM secara inklusif agar tercipta suatu closed-loop ecosytem yang saling mendukung dan menguatkan dalam up-scaling dan up-skilling pelaku UMKM.
“2021 kami menggandeng hampir semua kementerian untuk masuk UMKM dan AMKI dapat berperan sebagai agregator lintas industri berwadahkan koperasi. Kami turun juga memberi pelatihan melalui Ralali inkubator yang dilakukan dengan teknologi. Konekto kita buat untuk bisnis dan menyambung satu sama lain,” ujar Founder Ralali.com Joseph Aditya.
Secara keseluruhan, Ketua Umum AMKI Frans Meroga Panggabean bersyukur atas dukungan dari semua pihak tersebut dan menekankan bahwa visi mereka adalah menjadikan koperasi sebagai arus utama untuk pemulihan ekonomi nasional agar dapat rebound imbas dari pandemi Covid dan bagaimana koperasi bisa disukai oleh generasi muda milenial serta menjadi bentuk badan usaha yang berperan signifikan untuk masyarakat. [TVP/RH]