November 24, 2024

Di Yunani, Turis Obesitas Dilarang Naik Keledai

0

Para turis asing biasanya menunggangi keledai sebagai alat transportasi saat berkunjung ke Pulau Santorini, Yunani yang berbukit-bukit. [Istimewa]

[JAKARTA] Sektor pariwisata di Yunani terus meningkat pesat. Tetapi komersialisme industri pariwisata tak sepatutnya mengorbankan perikebinatangan. Itulah sebabnya, Yunani akhirnya melarang turis obesitas menunggangi keledai.

Para turis asing biasanya menunggangi keledai sebagai alat transportasi saat berkunjung ke Pulau Santorini, Yunani yang berbukit-bukit. [Istimewa]
Undang-undang yang melarang turis gemuk menunggangi keledai dibuat setelah keluhan aktivis hak-hak binatang. Mereka mengungkapkan bahwa keledai menderita cedera tulang belakang dan luka terbuka.

Gambar keledai yang kelelahan memanjat tangga sempit di Pulau Santorini, Yunani yang sarat oleh para turis menjadi berita utama di seluruh dunia. Para pembuat undang-undang di Yunani pun berjanji untuk berbuat lebih banyak untuk melindungi hewan.

Kementerian Pembangunan Pedesaan dan Makanan Yunani telah menerbitkan seperangkat peraturan baru tentang kesejahteraan keledai setelah menerima banyak keluhan setelah liputan media pada Juli.

Para keledai ini memberikan tumpangan kepada wisatawan di Santorini tidak boleh membawa beban yang lebih berat dari 100 kg, atau seperlima dari berat badan keledai itu sendiri.

Langkah ini dilakukan setelah aktivis mengeluhkan keledai dipaksa untuk membawa beban yang lebih berat. Hewan-hewan juga bekerja berjam-jam, tujuh hari seminggu tanpa tempat tinggal, istirahat dan air. Banyak keledai ditelantarkan dengan cedera dan pelana yang tidak pas.

Satu pernyataan pemerintah berbunyi: “Para pemilik ternak yang bekerja harus memastikan bahwa tingkat kesehatan hewan itu tinggi. Dalam keadaan apa pun seharusnya tidak digunakan hewan yang tidak layak untuk bekerja, yaitu hewan yang sakit, terluka, hewan dalam kehamilan lanjut serta hewan dengan pemeliharaan kuku yang buruk”.

“Hewan-hewan harus diberikan makanan yang layak dan cukup dan air minum segar setiap hari, ke dalam wadah yang tidak dapat terkontaminasi dan dibersihkan setidaknya sekali sehari,” tambah pernyataan itu.

“Ekuitas yang bekerja tidak boleh dibebani dengan berat yang berlebihan untuk ukuran, usia atau kondisi fisik mereka. Beban tidak bisa melebihi berat 100kg, atau seperlima dari berat badan mereka. ”

Santorini dikenal karena medan berbukit dan keledainya secara tradisional telah digunakan untuk mengangkut orang-orang ke area yang terkenal yang tidak dapat diakses kendaraan, seperti di ibu kota Fira.

Namun pada Juni, badan amal di sana mengklaim ledakan jumlah turis gemuk. Kondisi itu berarti penduduk setempat yang ingin mendapatkan hasil maksimal, lantas memaksakan hewan-hewan mereka. Keledai harus bisa membawa beban lebih berat yang menguras stamina.

Elisavet Chatzi, adalah satu sukarelawan dari Athena yang berpartisipasi dalam protes damai di Santorini atas perawatan keledai awal tahun ini. Menurut Chatzi, aturan baru ini adalah langkah yang sangat besar.

Meskipun semua kerja keras aktivis dinilai telah membuahkan hasil, kata Chatzi, situasi di Santorini telah berlangsung selama bertahun-tahun dan persoalan itu tidak dapat diselesaikan dalam satu hari.

“Kami telah memenangkan pertarungan kami karena perhatian media internasional pada topik ini. Tidak ada yang bisa percaya bahwa peraturan baru akan ditetapkan.

Keesokan harinya setelah buletin dirilis, saya diberitahu seorang turis telah dibawa ke atas bukit oleh tiga keledai yang berbeda, agar tidak menguras mereka,” tambahnya.

Tetapi juru kampanye lainnya menuduh bahwa meskipun ada aturan pengingat, tidak ada yang berubah di pulau Santorini dan masih butuh waktu lama untuk perubahan.

“Tujuan kami bukan memperbaiki kehidupan hewan budak, tapi membebaskan mereka sepenuhnya. Meskipun akan berhenti membawa turis gemuk, keledai masih dipaksa untuk membawa semen, peralatan, dan segala macam beban kelas berat,” kata Maria Skourta, aktivis LSM Direct Action Everywhere, cabang Athena. [NYpost/UW]

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *