Banyak Penduduk Usia di Atas 100 Tahun, Jepang Butuh Caregiver dari Indonesia
[TOKYO] Pemerintah Jepang caregiver atau pengasuh orang Jompo (atau di Jepang disebut Kaigofukushishi) setiap tahunnya. Pasalnya di Jepang banyak penduduk berusia lanjut. Bahkan sampai saat ini penduduk Jepang berusia di atas 100 tahun sebanyak 15.000 orang.
Demikian dikatakan Direktur Pengembangan Pasar Kerja Kementerian Ketenagakerjaan, Roostiawati, pada kunjungan kerja tim pengawas Pekerja Migran Indonesia di Tokyo, Jepang, Senin (5/11) sebagaimana dalam siaran pers, Rabu (7/11) pagi.
Roostiawati mengatakan, kebutuhan tenaga caregiver itu tidak mungkin dipenuhi Jepang sendiri, mengingat komposisi penduduknya lebih banyak orang lanjut usia. “Kebutuhan itu sulit dipenuhi dari pasar tenaga kerja di dalam negeri Jepang sendiri dengan populasi lanjut usia di sana yang sangat besar (penduduk usia di atas 100 tahun jumlahnya sdh mencapai 15.000),” kata dia.
Kerja sama pemerintah Indonesia dan Jepang di bidang ketenagakerjaan sangat menjanjikan. Selain program pemagangan, pekerja migran Indonesia yang bekerja di Jepang pun memperoleh pendapatan yang besar. “Pekerja migran Indonesia yang bekerja sebagai perawat apabila mereka telah lulus ujian perawat bisa memperoleh pendapatan bulanan sekitar 280 ribu yen (setara Rp 35 juta),” ungkap Roostiawati.
Roostiawati menjelaskan, perawat yang telah lulus ujian nasional Jepang (registered nurse Jepang) bisa bekerja di Jepang sampai dengan pensiun dan diizinkan membawa keluarganya. “Skema ini merupakan kerja sama antar pemerintah sehingga resiko kerja amat minim. Kerja sama yang tertuang dalam Economic Partnership Agreement (IJ-EPA) telah berlangsung selama 10 tahun,” ujar Roostiawati.
Sementara itu, Direktur Pemagangan Kemnaker, Asep Gunawan, menegaskan, siswa pemagangan yang berada di Jepang bukan bagian dari pekerja migran Indonesia. “Syarat mengikuti pemagangan di Jepang cukup mudah, lulusan SMK bisa, namun harus dibedakan antara pekerja Migran Indonesia dengan pemagangan,” terang Asep.
Dijelaskan lebih lanjut, skema pemagangan mewajibkan siswa kembali ke Indonesia, perkara dia kembali lagi ke Jepang dan menjadi pekerja migran Indonesia setelah lulus, itu lain soal. “Penyelenggaraan pemagangan ke Jepang oleh Kemnaker telah berlangsung sejak 1993, dan melalui program ini telah diberangkatkan sebanyak 73.990 orang peserta,” jelas Asep.
Sedangkan permintaan magang untuk careworkers di Jepang diperkirakan mencapai 550.000 orang sampai dengan 2025. [EH]