Harga TBS Rendah Banyak Warga Menunggak Kredit Kendaraan
[PONTIANAK] Sejak beberapa bulan terakhir ini, harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit sangat rendah di tingkat petani. Rendahnya harga TBS ini mengakibatkan pendapatan warga menurun dan banyak warga yang terpaksa menunggak atau tidak mampu membayar kredit kendaraan bermotor.
Hal itu dikatakan Ismail (50), salah seorang petani pemilik kebun sawit di Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya kepada SP Rabu (21/11).
Ia mengatakan, pihaknya memiliki kebun sawit seluas kurang lebih empat hektar dan semuanya sudah panen yaitu berumur 5 tahun. Setap bulan hasil panen dari empat hektar kebun sawit mencapai 5 ton lebih.
Sebelumnya harga Tandan Buah Segar (TBS) di tingkat petani mencapai Rp 1.100 per kg. Dengan harga sebesar itu, pihaknya rata rata menerima hasil penjualan TBS sekitar Rp 5 juta rupiah.
Namun sejak dua bulan terakhir ini, harga TBS mengalami penurunan yang cukup tajam. Dimana pada minggu ini harga TBS hanya Rp 550 per kg di tingkat petani.
Kondisi ini mengakibatkan petani kebun sawit mengalami kerugian yang cukup besar. Dikatakan demikian karena jumlah hasil panen tidak mencukupi untuk membayar biaya memanen TBS.
Akibatnya banyak petani pemiliik kebun sawit terpaksa tidak memanen kebun sawitnya. Namun jika TBS tidak dipanen maka akan berdampak pohon sawit sementara jika dipanen hasilnya tidak mencukupi biaya panen.
Harga TBS yang cukup rendah ini juga mengakibatkan banyak warga yang terpaksa menuggak untuk pembayaran kredit pembelin kendaraan roda dua. Dikatakan demikian hampir seluruh masyarakat pemiliki kebun sawit membeli kendaraan roda dua dengan cara kredit atau anggsuran.
Pihaknya mengkhawatirkan jika harga TBS ini tetap rendah dan mengalami penurunan terus maka akan banyak kebun sawit yang dimiliki petani menjadi ditelantarkan, tidak diurus dan tidak dipanen. Hal itu terjadi karena hasil penjualan TBS tidak mampu biaya pemeliharaan dan biaya untuk memanen TBS .
Pihaknya mengharapkan adanya perhatian dari pemerintah terhadap harga TBS milik petani. Petani mengharapkan agar harga TBS ini dapat mengalami kenaikan sehingga petani pemilik kebun sawit dapat memenuhi kebutuhan hidup dan mambayar tunggakan kredit.
Hal ini penting karena sebelum memiliki kebun sawit, para petani memiliki dan memelihara kebun karet. Namun karena harga karet sangat rendah dan TBS sangat tinggi maka petani merubah dari kebun karet menjadi kebun sawit.
Namun sekarang ini harga TBS sangat rendah dan tidak mungkin kembali ke perkebunan karet atau kebun sawit dirubah kembali menjadi kebun karet. Dikatakan demikian karena sekarang ini harga karet juga sangat rendah dan TBS juga rendah.
Jika harga TBS kembali naik, maka petani kebun sawit akan kembali memanen dan memelihara kebun sawit miliknya. Namun sebaliknya jika harga TBS tidak naik maka petani tidak akan memanen TBS nya dan tidak akan memelihara kebun sawitnya. [SOS]