Semua Pihak Punya Kewajiban Jaga Situasi Kondusif Jelang Pemilu
Jakarta, Topvoxpopuli.com – Dalam waktu yang tidak lama lagi akan berlangsung pemilu serentak, yakni Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) 2019. Ternyata menjelang pesta demokrasi lima tahunan tersebut tensi politik terasa semakin memanas. Untuk itu semua pihak diharapkan turut mensukseskan pesta demokrasi lima tahunan mendatang serta mencegah terjadinya konflik yang akan merugikan banyak orang.
“Kita tidak bisa memungkiri suasana politik yang semakin hari semakin memanas. Terutama di media sosial yang memang lebih sulit kita control,” kata pengamat Politik dari Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti di sela-sela acara diskusi terbatas dengan tema Pemetaan Tantangan dan Ancaman Pemilu Serentak 2019 yang dilaksanakan oleh Komite Pemilih Indonesia (TEPI), Selasa (26/2/2019
) sebagaimana dalam siaran persnya, Rabu (27/2/2019).
Menurut Ray, hal ini menjadi tanggung jawab semua pihak untuk mengatasinya. Tidak bisa persoalan besar ini hanya ditangani penyelenggara Pemilu. Masyarakat dan elite Parpol juga harus ikut terlibat. Sebab jika dibiarkan maka semua akan menanggung akibatnya.
Menyinggung soal masih rendahnya partisipasi pemilih Ray berharap KPU dan elite parpol harus bersinergi. Elite parpol harus terus mendorong para kadernya untuk membantu meningkatkan partisipasi masyarakat untuk mengikuti pemilu.
Ray Rangkuti juga mengakui saat ini ada gejala untuk mendelegitimasi KPU dengan cara mempermasalahkan berbagai keputusan yang dimbil. Untuk mengatasi hal ini dia meminta agar KPU lebih transparan dalam mengambil berbagai keputusan.
“Kalau KPU tidak berani bersikap transparan maka hal itu akan membuat masyarakat menjadi semakin tidak percaya dan curiga. Semua kan aturannya sudah sangat jelas,” kata Ray Rangkuti.
Sementara itu Sekjen Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Kaka Suminta mengatakan, animo masyarakat untuk mengikuti sebenarnya cukup tinggi. Berdasarkan hasil suvey tingkat animo masyarakat untuk mengikuti pemilu sekitar 92%.
Ternyata angka partisipasi nyata masyarakat yang mengikuti pemilu sekitar 70 persen. Sementara mereka yang tidak mengikuti pemilu ternyata akibat alas an administrasi.
Misalnya mereka yang berada jauh dari tempat tinggalnya. Untuk itu para elit partai harus ikut membantu agar mereka tidak mengalami kesulitan dalam menyalurkan hak demokrasinya.
Sedangkan Koordinator TEPI Jeiry Sumampau mengatakan, pihaknya menyadari masih rendahnya pemilih serta adanya potensi konplik pasca Pileg dan Pilpres 2019. Untuk itulah pihaknya mengundang berbagai kalangan untuk berdiskusi membicarakan persoalan pemilu mendatang agar dapat berjalan aman dan lancar.
“Kami sengaja mengundang berbagai unsur yang banyak terlibat dalam pemilu mendatang, mulai dari Bawaslu, pemantau pemilu, wartawan, serta unsur lainnya demi suksesnya pelaksanaan pesta demokrasi lima tahunan tersebut,” ujar Jeiry Sumampau.[EH]