Ibadat Jumat Agung, Umat Parako Santo Vitalis Cewonikit Ruteng Pakai Pakaian Adat

0

Rumah Adat Ruteng Puu, Manggarai Tengah.

Ruteng, Topvoxpopuli.com – Menghayati “salib” dalam hidup bagaikan pohon yang akar-akarnya menancap sampai ke pusat bumi dan daun-daunnya menjulang sampai ke langit, demikianlah terpancang salib Kristus. Lebih dua puluh abad agama Kristen memperkenalkan Salib Kristus sebagai lambang kehormatan dan kejayaan.

Untuk mendalami itu  Romo Diosesan (RD) Servulus Juanda, menjelaskan, salib itu mula-mula adalah alat penganiayaan para budak.  “Siapakah di antara kita yang bukan termasuk budak nafsu-nafsunya, prasangka dan egoismenya ? Siapakah di antara kita yang tidak mengenal penderitaan dan cobaan dalam segala bentuk pemunculannya ?”

Menurut Romo Servulus, setelah diangkat dari bumi, Kristus menarik semua orang kepada diri-NYA (Yoh 12:32). Pada puncak penderitaan-Nya Ia menyatakan cinta kasih-Nya. “Jumat agung membuka selubung salib bagi kita dan menghadapkan kita pada suatu pemilihan yang amat penting,” kata Servulus.

Menurut Servulus, manusia tidak mungkin mengelakkan salib. Manusia harus menerima atau menolak jalan keselamatan Kristus. Manusia  harus menentukan sikap. “Dan semuanya itu hendaknya kita lakukan secara bebas sebagaimana Kristus melakukannya” katanya mengawali perayaan ibadah Jumat Suci di Gereja Santo Vitalis Cewonikit Ruteng.

Perayaan yang dihadiri ribuan umat di Gereja itu menjadi lebih unik dan menarik karena umat yang hadir mengenakan pakaian adat Manggarai, yaitu pria mengenakan destar dan kain songke. Sedangkan para wanita mengenakan busana kebaya yang dilengkapi kain songke.

Untuk berbusana adat ini, Vitalis Mampul, tokoh masyarakat yang dijumpai di saat khusuknya upacara itu menyatakan kepada media ini mengatakan, dalam keseharian orang Manggarai mengenakan busana adat lengkap seperti saat upacara Jumat Suci seperti hari ini, merupakan adaptasi dari keseharian hidup orang Manggarai. “Orang Manggarai memakai busana lengkap seperti ini pada upacara adat dan terutama dalam upacara kematian,” katanya.

JumatAgung adalah Hari Jumat sebelum Minggu Paskah, hari peringatanPenyaliban Yesus Kristus dan wafat-Nya di Golgota. Hari kematian itu sendiri tidak dicatat jelas di Alkitab. Ada yang menduga jatuh pada hari Rabu, tetapi lebih banyak yang menempatkan pada hari Jumat.

Berdasarkan rincian Kitab Suci mengenai Pengadilan Sanhedrin atas Yesus, dan analisis ilmiah, peristiwa penyaliban Yesus sangat mungkin terjadi pada hari Jumat, namun tanggal terjadinya tidak diketahui dengan pasti, dan akhir-akhir ini diperkirakan terjadi pada tahun 33 Masehi, oleh dua kelompok ilmuwan, dan sebelumnya diperkirakan terjadi pada tahun 34 Masehi oleh Isaac Newton via perhitungan selisih-selisih antara kalender Yahudi dan kalender Julian dan besarnya bulan sabit. [TVP/

Willy Grasias]

 

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *