Kisah Paparazi yang Terkutuk (1)

0

ILUSTRASI WARTAWAN GADUNGAN

ZAMAN Orde Baru atau awal-awal Zaman Reformasi atau bahkan ada sampai sekarang, sebagian istri pejabat negara dan istri mereka hidup mewah dan hedonis dengan uang hasil korupsi sang suami.

Adalah kisah nyata bebera bulan lalu di bilangan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Istri seorang Kepala Dinas tertentu dari kabupaten tertentu pergi ke tempat olah raga, Yoga. Memang dua kali seminggu sang ibu cantik berhijab ini ber-Yoga di tempat yang sama, tempat langganannya. Ia selalu diantar jemput sama sopir pribadinya.

Suatu kesempatan, seusai Yoga, mobil sang ibu cantik bukannya pulang menuju rumah, tetapi menuju sebuah hotel di kawasan Bekasi. Sang istri kepala dinas bercinta dengan sang sopir.

Namun, sayang sang ibu cantik dengan sopirnya yang masih muda dan ganteng itu, diikuti lima orang Paparazi Jahat alias pemeras !

Begitu mobil dua sejoli itu keluar dari hotel, mobil Paparazi Jahat ikuti. Ketika, di jalan agak lengang, mobil para pemeras mendahului mobil sejoli, dan mengadang. Salah satu Pararazi Jahat turun dari mobil dan menyampaikan kepada ibu cantik itu bahwa ia telah berselingkuh dengan sopirnya di hotel, sambil sang Paparazi Jahat menunjukkan foto sang ibu dan sopirnya memasuki kamar hotel.

Ibu itu pun kaget. “Tak usah kaget Bu. Mudah kok. Kita damai saja,” kata sang Paparazi Jahat. “Damai gimana ?” tanya ibu cantik. “Ibu beri kami uang Rp 150 juta. Foto ini kami hapus, dan suami ibu pasti tak tahu. Habis ibu beri kami uang, silahkan ibu pulang ke rumah,” kata Paparazi Jahat.

Tanpa tawar, sang ibu cantik menuju ATM diikuti para penjahat itu, mentransfer uang ke rekening para penjahat. Maka ibu cantik pun aman, walau Rp 150 juta melayang.

Selang sebulan kemudian, para penjahat itu kembali memburu di hotel yang sama. Benar saja. Satu mobil yang diduga pejabat negara masuk ke hotel. Para penjahat tunggu sampai sepasang (lelaki dan perempuan) selesai melampiaskan birahi mereka.

Begitu, dua sejoli keluar, para penjahat mengejar mobil sejoli. Begitu, para penjahat menghentikan mobil dua sejoli itu, para penjahat melihat jelas sang perempuan muda yang dibawa sang lelaki hidung belang yang diduga pejabat itu adalah anak gadis dari Ketua Paparazi alias ketua dari lima penjahat itu.

Ketua Paparazi tidak bisa marah. Ia lemas dan pingsan saat itu juga. Anak buah pak ketua menyuruh anak perempuan pak ketua turun dari mobil sang lelaki hidung belang. Mereka meminta uang seadanya kepada lelaki itu.

Namun, sampai di rumah Pak Ketua Paparazi duduk lemas dan sakit beberapa minggu. Ia merenungi kesalahannya. “Bukannya memberantas kejahatan tetapi menjadikan kejahatan sebagai mata pencaharian. Kejahatan di atas kejahatan,” katanya dalam hati.

Dalam wikipedia Indonesia dijelaskan, paparazi adalah istilah dari bahasa Italia yang merujuk pada fotografer lepas yang sering membuntuti orang ternama atau orang terkenal untuk mengambil gambar atau foto dari orang tersebut tanpa disadari. Paparazi cendurung bekerja sendiri tanpa terikat dengan setiap perusahaan atau organisasi media massa. Fotografer paparazi biasanya dianggap sebagai pengacau oleh selebriti.

Namun, sampai saat ini, istilah dan fungsi paparazi ini dipakai dan disalahgunakan para penjahat untuk membutuhi dan memeras orang-orang selingkuhan yang memakai hotel-hotel di Jabodetabek. Mereka selalu bersiaga di dekat hotel-hotel yang dipakai untuk mesum.

Para paparazi jahat ini bekerja sama bahkan merangkap sebagai wartawan abal-abal yang sehari-hari bertengger di kantor kementerian dan lembaga pemerintah. Keberadaan mereka di kementerian-kementerian dan lembaga pemerintah tujuan utamanya adalah pertama, menjadikan pejabat-pejabat kementerian yang “bermasalah” sebagai ATM. Kedua, membututi mobil para pejabat yang diduga menuju hotel bersama perempuan yang bukan istri.

Salah satu kementerian tempat bertengger gerombolan wartawan abal-abal dan paparazi jahat ini adalah kementerian ketenagakerjaan. Sudah ada beberapa pejabat yang “mereka tekuk” karena masuk hotel bersama perempuan yang bukan istri mereka. Pejabat-pejabat bermasalah di kementerian ini terus dijadikan ATM mereka ! [TVP/Edi Hardum]

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *