Cegah Covid-19 Masuk Desa, Tingkatkan Surveilance Puskesmas

0

Konstantinus Hati

Oleh: Konstantinus Hati, S.ST.,M.kes

Penularan Covid-19 pada periode Mei 2021 semakin meningkat bahkan masuk ke kampung terpencil melalui sirkulasi penduduk baik dalam mencari nafkah dari desa ke kota maupun dari kota menuju desa (kampung). Selain penularan melalui pergerakan orang dalam mencari nafkah seperti di atas, juga melalui pergerakan orang dalam berbagai acara adat terutama acara adat kematian yang tidak bisa ditunda.

Dalam proses acara adat seperti itu, semua keluarga pun dilibatkan termasuk keluarga yang jauh harus datang. Sebagai contoh di Kampung Maki, Desa Kajong Kecamatan Reok Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) terjadi penularan Covid-19 sebanyak 11 orang positif. Kampung Maki ini sangat kecil tetapi penduduknya terkonsentrasi dalam jarak rumah yang berdekatan. Terjadinya penularan Covid-19 di Kampung Maki ini pasca dilaksanakannya acara kematian beberapa pecan lalu.

Berdasarkan kejadian di atas, seluruh unsur pemerintah di Kecamatan Reok Barat yang dikomandoi Camat Ir. Quintus Nang, memperketat sirkulasi penduduk keluar masuk desa dan kampung. Setiap tempat mau masuk kampung ditemuakannya Posko Penjagaan Covid-19.

Ada yang sudah bagus poskonya namun ada juga yang belum tuntas dibuat dan masih sangat banyak yang belum membuatnya. Seperti contoh Desa Lante yang dipimpin oleh Sekretaris Desa (Sekdes) Frans Deman. Posko Penjagaannya sangat bagus. Bangunan posko yang bagus dilengkapi poster promosi dan setiap saat dijaga oleh petugas Kesehatan bernama Frans Herman, S.Kep dengan ketat.

Frans sebagai tenaga kesehatan di Lante menjelaskan, penularan Covid ini dengan bagus kepada setipa orang yang masuk Desa lante, sambil dia memeriksa suhu tubuh. Sangat berbeda dengan desa tetangga, seperti Desa Kajong pembuatan poskonya belum tuntas. Ini semua bentuk bakti kepada Nusa dan Bangsa agar Anak Bangsa terlindung dari penularan penyakit virus corona atau Covid-19.

Selama terjadinya penularan Covid-19 di Kampung Maki, Desa Kajong, tenaga surveillance (pengawasan) Puskesmas Wae Kajong, Desa Kajong, Inosensius Nardi, Amd.Kep giat melakukan deteksi dini kasus baru.

Pendeteksian itu dilakukan melalui kunjungan rumah kasus terkonfirmasi positif. Menurut penjelasan yang disampaikan oleh Frans Herman di Posko Covid-19 Desa Lante, pendeteksian itu dilakukan setiap minggu pada setiap orang yang kontak harus dilaporkan dan dilakukan swab. Sampai dengan tulisan ini diturunkan belum ada tambahan kasus untuk Reok barat.

Satgas Covid-19 Pusat menampilkan data pada berbagai media besar sampai media online kecil sekali pun bisa menjangkaunya.

Laju produksi kasus Covid-19 semakin tinggi, data per 16 Mei 2021 mencapai sebagai berikut kasus aktif 90.800, kasus konfirmasi 1.739.750, kasus suspek 81.809, specimen 37.473, kasus sembuh 1.600.857, kasus meninggal 48.093, vaksinasi pertama 13.737.596, dari target sasaran vaksinasi 40.349.049, yang sudah mendapat vaksinasi kedua 8.970.715. Nusa Tenggara Timur, kondisi penambahan kasus Covid-19 terkini pada 15 Mei 2021 sudah mencapai 16.271 kasus.

Peningkatan ini terjadi karena terus meningkatnya produksi kasus dari setiap kabupaten termasuk Manggarai. laju kasus ini semakin meningkat. Untuk menguranginya sangat membutuhkan perilaku disiplin dan ta’at dari kita anak2 bangsa.

Surat edaran Menteri dalam Negeri Nomor 09 tahun 2021 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro dan Mengoptimalkan Posko Penanganan Covid-19 di tingkat desa dan kelurahan untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19 seharusmnya di setiap desa sangat perlu membangun posko control sirkulasi penduduk baik penduduk tetap yang keluar maupun penduduk baru yang masuk desa.

Berdasarkan konfigurasi data yang selalu diturunkan oleh gugus tugas Covid-19 mulai dari pusat sampai daerah, menunjukan, perilaku masyarakat Indonesia belum semuanya taat pada prokes normal baru.

Karena itulah dasarnya, Wiku Adisasmito juru bicara Satgas Covid-19 angkat bicara tentang surat edaran Nomor 9 Tahun 2021 tentang pembentukan posko Covid-19 di semua desa di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk membatasi sirkulasi aktifitas masyarakat desa tanpa prokes yang ketat.

Factor-faktor yang menyebabkan meningkatnya penularan Covid-19 adalah protocol kesehatan tidak disiplin, pelaksanaan acara-acara di masyarakat yang belum bisa terkendali, belum semua tempat memiliki posko pemeriksaan Covid-19, masyarakat belum familiar dengan gaya perilaku normal baru.

Semua factor di atas merupakan hal yang sangat mudah dilakukan karena tidak membutuhkan banyak biaya. Kesadaran akan terbentuknya perilaku normal baru apabila semua bergerak dengan sadar berperilaku dalam gaya normal baru. Hal ini akan tercapai apabila semua lini terintegrasi dalam satu pemahaman, satu prinsip, satu disiplin kerja dan satu komando.

Apa peran posko penjagaan covid-19 di desa? Pertama, dengan adanya posko penjagaan semua orang akan muncul niat untuk duduk Bersama di dalamnya. Merasa aman dan tidak kedinginan serta tidak jenuh dalam duduk menjaga orang masuk dan keluar.

Kedua, dengan adanya posko penjagaan semua instrumen promosi dalam bentuk poster, spanduk dan leaflet bisa di simpan di posko penjagaan, dengan demikian petugas kesehatan dengan mudah menjelaskan kepada setiap orang yang belum mendapat informasi tentang Covid-19 secara lengkap.

Ketiga, dengan adanya posko penjagaan setiap orang yang keluar dari Desa ke tempat lain tercatat. Poin yang dicatat adalah ke mana dia pergi, untuk apa dia pergi, dan kemungkinan dia akan bertemu dengan siapa ? Dengan demikian informasi itu menjadi dasar informasi bagi tenaga surveillance pada setiap Puskesmas agar memudahkan melakukan deteksi dini kasus terpapar.

Keempat, dengan adanya posko penjagaan covid-19 di desa maka sirkulasi penduduk baru yang masuk akan dengan mudah dicontrol. Setiap kali ada penduduk masuk, petugas posko mendeteksinya lalu menginformasikan kepada gugus kabupaten untuk membuktinya informasi masuk tentang orang baru itu.

Artinya peran petugas mendeteksi secara mendalam setiap orang yang masuk. Petugas posko harus memiliki nomor kontak surveillance dan nomor kontak gugus tugas setiap bandar udara, bandar laut dan bandar darat masuk dan keluar penduduk, hal ini memudahkan dalam mendeteksi informasi sirkulasi asal usul kasus positif, kasus aktif, kasus sembuh, kasus konfirmasi, kasus suspek maupun kasus yang sudah meninggal.

Tujuannya adalah untuk mengetahui siapa saja orang yang harus dikejar agar bisa di SWAB. Peran posko yang kelima adalah memberikan informasi perilaku praktek nyata kepada seluruh masyarakat bahwa bahaya Covid-19 tidak main-main tetapi sangat serius, semua lini dalam negara ini aktif menolak.

Peran surveillance pada Puskesmas. Setiap Puskesmas mempunyai tenaga surveillance, kerja mereka adalah mendeteksi secara dini semua kasus aktif, kasus konfirmasi, kasus sembuh, kasus suspek, dan kasus meninggal.

Semua jenis kasus di atas ada dalam data surveillance: nama orang, alamat orang, telepon orang, tempat singgah/nginap orang, dengan siapa orang berkontak erat, melalui apa dia masuk wilayah, alat transportasi apa yang dia pakai.

Selanjutnya semua data diberikan kepada gugus tugas kabupaten untuk dikelola dalam penyusunan anggaran pengadaan SWAB dan penyemprotan serta pengobatan. Selain itu, peran surveillance juga melakukan control lanjut orang yang terkonfirmasi positip apakah mereka benar melakukan isolasi atau tidak. Bila tidak isolasi diri harus diisolasikan oleh petugas agar kasus tidak menular luas.xx

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *