Jusuf Kalla: Pemimpin Tangguh Harus Mengambil Keputusan Tepat Saat Krisis

0

JAKARTA, TVP – Peran pemimpin bukan sekadar memimpin, tetapi juga menginspirasi, mempersatukan, dan mengambil keputusan yang tepat di tengah situasi genting.

Demikian dikatakan  Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, H.M. Jusuf Kalla dalam acara Meet The Leader Universitas Paramadina bertajuk “Leading Through The Storm: Resilient Leadership in Time of Crisis”, Jumat (24/5/2025).

Program ini merupakan rangkaian dari  acara peresmian Universitas Paramadina Kampus Kuningan di Trinity Tower dan Auditorium Benny Subianto.

Baca Juga: Dukung Rusia Serang Ukraina, Pemimpin Korea Utara Bertemu Putin

Berbicara di hadapan hadirin yang terdiri dari mahasiswa, dosen dan masyarakat umum, JK menekankan pentingnya ketegasan dan keberanian seorang pemimpin. “Tugas pemimpin adalah menginspirasi, mempersatukan, memberikan dorongan semangat, dan harus bertanggung jawab karena dia harus mengambil keputusan,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa keputusan yang baik harus cepat, punya dasar, dan dipahami oleh bawahan.

Dalam pidatonya, JK juga menyoroti kondisi global yang penuh gejolak. Ia menyebut konflik Rusia-Ukraina, Israel-Hamas, hingga ketegangan di Asia seperti China-Taiwan dan Korea Selatan-Korea Utara sebagai tantangan nyata bagi stabilitas dunia, yang juga berdampak terhadap perekonomian Indonesia.

“Perang Rusia dan Ukraina membuat pasokan gandum terhambat dan gas Rusia ke Eropa tersendat. Negara-negara seperti Jerman dan Prancis pun mengalami kelangkaan energi,” jelas JK.

Baca Juga: Kemhan dan Lainnya Banyak Ambil Dana Pendidikan

Ia juga mengkritik kebijakan tarif tinggi mantan Presiden AS, Donald Trump, yang menurutnya justru merugikan rakyat Amerika sendiri. “Trump belum paham, justru kebijakan tarif tinggi itu akan membebani rakyat USA,” katanya. Ia menilai kebijakan semacam itu adalah bentuk “kebijakan bunuh diri” yang memperburuk perang dagang global.

Di tingkat nasional, Jusuf Kalla mengungkapkan bahwa efek dari krisis global memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ia menyebut pertumbuhan yang semula direncanakan 5,2% menjadi hanya 4,8%. “Bukan salah Prabowo,” tegas JK, “tetapi ini akibat akumulasi masalah masa lalu dan tekanan global saat ini.” Karena itu, pemerintahan saat ini harus mengambil langkah efisiensi, meski hal ini berdampak pada terhambatnya sejumlah program.

Baca Juga: Pemimpin Korut, Kim Jong-un Minta Maaf Atas Pembunuhan Pejabat Korsel

JK pun menyoroti kondisi dalam negeri yang memprihatinkan, seperti meningkatnya PHK dan melemahnya konsumsi rumah tangga. Ia menyebut fenomena ini sebagai “negative cycle” yang memperparah kemerosotan ekonomi. Menurutnya, tumbuhnya premanisme juga merupakan dampak dari pengangguran massal akibat krisis ekonomi.

Menutup pidatonya, JK mengajak generasi muda untuk memahami dinamika kepemimpinan di tengah krisis. “Pemimpin yang hebat bukan hanya mereka yang berhasil dalam kondisi normal, tetapi mereka yang mampu mengambil keputusan tepat saat badai datang,” pungkasnya. [tvp]

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *