Kementerian PUPR Jadikan OTT KPK sebagai Momentum untuk Berbenah

0

[JAKARTA] Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menjadi operasi tangkap tangan (OTT),  yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap pejabat Kementerian PUPR, Jumat (28/12) sebagai momentum untuk berbenah.

“OTT KPK dapat lebih meningkatkan pengawasan dalam proses pengadaan barang dan jasa yang lebih tertib, profesional, transparan dan akuntabel, serta untuk meningkatkan pengawasan pelaksanaan pekerjaan secara internal maupun eksternal agar tidak terjadi kasus serupa di kemudian hari,” kata Kepala Biro Komunikasi Publik, Kementerian PUPR, Endra S Atmawidjaya, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (30/12) malam.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono.

Sebagaimana diberitakan, KPK menggelar OTT atas sejumlah pejabat di Kementerian PUPR, Jumat (28/12). Wakil Ketua KPK Laode M Syarif memaparkan, pihaknya mengamankan total 20 orang. Beberapa di antaranya merupakan pejabat Kementerian PUPR.

Menurut Laode, selain pejabat Kementerian PUPR, juga ada pejabat pembuat komitmen (PPK) sejumlah proyek yang dikelola Kementerian PUPR, dan pihak swasta.

Endra mengatakan, pihaknya sangat menyesalkan dan terkejut atas peristiwa OTT KPK terhadap oknum pegawai yang bertugas pada kedua satuan kerja (Satker) yang diduga menerima suap dari pihak penyedia jasa.

Menurut Endra, dalam belanja infrastruktur setiap tahunnya, Kementerian PUPR melaksanakan 10.000 hingga 11.000 paket pekerjaan, baik konstruksi maupun konsultansi, dibawah tanggungjawab 1.165 Satker dan 2.904 pejabat pembuat komitmen (PPK) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia melalui proses pengadaan barang dan jasa yang dilakukan oleh 888 Kelompok Kerja (Pokja) dengan jumlah anggota 2.483 orang.

Kementerian PUPR, kata dia, menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada KPK atas empat oknum pegawai pada kedua Satker tersebut dan akan bersikap kooperatif untuk membantu memberikan data dan keterangan yang dibutuhkan oleh KPK dalam rangka mengidentifikasi status, proses dan progres kegiatan proyek SPAM Umbulan-3 Pasuruan, Toba 1, Lampung, Katulampa, serta Palu, Sigi dan Donggala.

Dikatakan, Kementerian PUPR segera melakukan penggantian pejabat pada kedua Satker diatas untuk memastikan penyelesaian tugas-tugas pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik di bidang air minum, serta memastikan penanganan kondisi darurat tetap berjalan dengan sebaik-baiknya.

Selain itu, akan melakukan pengkajian terhadap pemutusan kontrak pekerjaan dengan penyedia jasa terkait dugaan kasus penyuapan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Menurut Endra, pihaknya mempertimbangkan untuk memberikan pendampingan hukum kepada oknum pegawai terkait selama berlangsungnya proses hukum. [EH]

 

 

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *